Khansa 2 Tahun

Khansa, kurang lebih 41 Minggu Khansa hidup di rahim ibu dan 2 tahun Khansa hidup di luar rahim ibu. Masya Allah. Biidznillah. Kuasa Allah luar biasa, nak.

Nak, ibu sayang sekali sama Khansa. Ibu sayang anak-anak ibu. 
Ibu tau dan sadar kalau ibu belum menjadi ibu yang baik untuk Khansa.
Ada saatnya ibu gak bisa nahan emosi dan marahin Khansa. 
Pernah juga ibu kasar ke Khansa.
Ibu juga mungkin kurang memperhatikan Khansa gizi, tumbuh kembang, tubuh dll.

Ibu minta maaf ya, nak.
Maaf Khansa punya ibu kyk ibu ini.
Maaf Khansa gak bisa dapet yang terbaik.

Sejak ibu hamil Khansa, atas izin Allah, ibu melewati berbagai macam keadaan fisik, hati dan pikiran. Ibu belajar banyak hal.

Waktu hamil Khansa ibu gak bisa ngapa-ngapain. Geser dikit posisi tiduran di kasur aja ibu bisa muntah.
Ibu gak bisa makan banyak.
Ibu gak bisa kemana-mana.
Kontrol kandungan pun ditunggu moment yang tepat saat lagi gak mual dan gak bisa antre lama.
Gak bisa pergi jauh. Kelamaan di jalan bikin pusing dan mual. Ibu bahkan pernah rebahan di depan komplek karena ibu udah gak kuat.
Ibu sering merasa gak berguna karena ibu gak bisa apa-apa waktu itu.

Bawaannya sedih terus waktu hamil Khansa. Ibu sering nangis.

Waktu hamil Khansa kedua kalinya ayah dan ibu LDM. Sedih banget rasanya. 

Lewat 6 bulan alhamdulillah kondisi fisik ibu sudah lebih baik. Bisa aktivitas walaupun cuma nyiram bunga, jalan mondar mandir depan rumah Mbah, jemur baju, dll. Rasanya udah prestasi banget waktu itu setelah berbulan-bulan cuma bisa rebahan.

Melahirkan Khansa itu moment yang cepet banget rasanya. Setelah pulang ke rumah Mbah, ibu sempet bengong sebentar, gak nyangka udah lahiran. Saat mandi pun ibu kebayang proses melahirkan. 

Begadang, waktu istirahat berantakan, adaptasi, dll. Lelah fisik dan mental. Ditambah lagi LDM sama ayah.

Pemulihan mental dan hati pasca melahirkan Khansa berjalan lama sekali. Karena dilanjutkan pindah ke Depok saat Khansa usia 6 bulan dan ngurus semuanya sendiri. Adaptasi lagi.

Ancur lebur rasanya. 

Selama nikah, itu moment paling berat dalam hidup.

Ibu belajar banyak, nak. Atas izin Allah. Lewat kehadiranmu.

Setelah Khansa lahir apapun yang terjadi pada diri ibu, Khansa pula yang akan kena ibasnya.
Kalau emosi gak baik berkecamuk dalam diri ibu, Khansa yang jadi korban.


Tapi apapun yang pernah ibu lakukan, Khansa selalu balik lagi ke ibu.
Minta peluk kalau mau tidur.
Baik sama ibu.

Maaf ya, nak. Maafin ibu.

Ibu bersyukur Allah titipin Khansa ke ibu.
Tapi mungkin rasa syukur ini kurang besar sehingga masih belum benar ibu mengurus Khansa.

Semoga Allah mudahkan ibu untuk menjadi ibu yang baik untuk Khansa dan adik Khansa.
Semoga Allah lembutkan hati dan lisan ibu.
Semoga Allah memperbaiki akhlak ibu.
Aamiin.

Ibu sayang Khansa.

Postingan populer dari blog ini

Realistis vs Idealis

Dulu aku tuh orangnya perfeksionis, idealis dan overthinking. Kalau aku mau A aku harus dapat A. Kalau mau B harus dapat B. Sayangnya sifat aku yang begitu dipakai untuk mengejar dunia dan kalau gak dapat aku bisa kebawa emosi. Parah deh pokoknya. Awal menikah aku amat sangat butuh penyesuaian perihal hidup. Adaptasi dalam berbagai hal. Apalagi setelah punya 1 anak. Parah banget waktu itu adaptasinya. Sekarang alhamdulilah semuanya sudah sangat lebih baik dari yang dulu. Idealis dan perfeksionis ku lama-lama terkisis. Runtuh. Hampir habis. Di pikiranku dulu kalau punya anak aku mau urus sendiri, rumah fasilitasnya seperti sekolah, nyiapin kurikulum belajar, dlll. Nyatanya setelah punya anak tidak semudah itu merealisasikan apa yang aku idealkan. Awal punya anak tenaga, hati dan pikiran habis untuk adaptasi dengan keadaan tak terduga.  Kemudian hamil anak kedua, kondisi fisik ibu hamil tentu berbeda dengan orang normal. Sekarang alhamdulilah perlahan aku mulai bisa menerima keadaan bahw
Baca selengkapnya

Berharap

Berharap sama manusia itu memang hal yang salah. Satu-satunya tempat berharap itu hanya Allah. Allah Maha Pencemburu. Allah gak suka diduakan. Maka ketika berharap sama manusia, akan ada rasa kecewa.  Berharap dimengerti, berharap dibantu, berharap didengar.  Hanya Allah yang Maha Mengerti hambaNya, karena Allah yang menciptakan. Hanya Allah yang tahu kapan waktu yang tepat bantuan itu datang dan apa bentuk bantuannya. Hanya Allah yang Maha Mendengar, isi hati yang disimpan maupun tangis yang keluar. Allah gak pernah bosan dan lelah mendengar keluh kesah hambaNya. Allah gak akan mengeluarkan kata-kata yang membuat hambaNya sedih. Allah Maha Baik.  Allah senang kalau kita berharap dan mengadukan semuanya hanya padaNya.  Allah dulu, Allah lagi, Allah terus.  Akhir-akhir rasanya isi pikiran berentet. Hal yang membuat kecewa kurang lebih satu tema. Merasa tidak dipahami.  Sebuah pelajaran untuk berharap hanya pada Allah. 
Baca selengkapnya