Khansa Lahir

Hari ini anak pertamaku, Khansa Zaahidah berusia 2 tahun. Khansa lahir tanggal 2 Februari 2020 pukul 01.15 WIB. Proses melahirkan yang alhamdulillah berjalan cepat. 

HPL waktu lahiran Khansa itu tanggal 29 Januari. Sebelum tanggal itu sudah banyak yang bertanya, sudah ada tanda-tanda lahiran belum? Belum kata ku. Masih kontraksi palsu.

Ikhtiar terus dilakukan. Teknik Maryam, jalan jongkok, jalan dari RSIA ke rumah Mbah (kurang lebih jaraknya 1km) dan jalan mengelilingi lapangan sepak bola.

Saat hari HPL tiba dan Khansa belum lahir, aku ke RSIA untuk kontrol kandungan. Dokter ini dokter kandungan ke dua yang aku kunjungi saat di Bandar Lampung.

Dokternya sabar, mau menunggu dan menenangkan. Dokter bilang semuanya aman, gapapa kalo lewat HPL. Ditunggu sampai tanggal 4 Februari, kalau belum lahir dicoba induksi, gak lahir juga baru opsi terakhir, operasi.

Pulang dari RSIA aku berjalan kaki ke rumah Mbah, ikhtiar agar cepat melahirkan. Sore hari ada cairan kental bening keluar. Aku kira itu ketuban. Aku datang ke dokter kandungan ku yang pertama. Dokternya gak ngecek apakah itu benar ketuban atau bukan. Dokternya USG dan hasilnya semua baik-baik saja alhamdulillah. Aku juga dikasih rujukan ke RSIA untuk induksi khawatir kalau terlalu lama justru membahayakan janin.

Aku pulang ke rumah Mbah mengambil barang kemudian lanjut ke RSIA. Di IGD RSIA aku dicek apakah benar ketuban atau bukan yang keluar. Alhamdulillah itu bukan ketuban. Aku diberi pilihan mau ikut saran dokter pertama atau dokter kedua.

Aku pilih saran dokter kedua. Karena hasil USG terakhir semua baik-baik saja dan yang keluar bukan cairan ketuban. Kemudian aku pulang ke rumah Mbah.

Tanggal 2 Februari pagi hari aku ke GOR untuk berjalan kaki. Aku makan nasi uduk, yang lain berolahraga duluan. Kemudian aku masuk ke GOR, duduk sebentar dan mulai berjalan mengelilingi lapangan. Setelah itu kami beristirahat dan makan di depan GOR. Aku makan lagi, bubur ayam. Selesai makan, kami pulang.

Sore harinya aku ingin makan ketoprak. Aku dan suami pergi mencari ketoprak. Maghrib tiba kami masih di tukang ketoprak. Di jalan pulang, kami mampir beli bakso untuk suamiku. Sampai rumah kami shalat Maghrib kemudian makan ketoprak dan bakso. 

Setelah itu lanjut shalat isya. Beberapa kali aku merasakan kontraksi, tapi masih biasa saja rasanya. Masih jarang-jarang juga. Disaat lagi kontraksi, aku tidur malam. Sekitar pukul 10 malam, saat aku lagi tidur, tiba-tiba 'tus' di perutku seperti ada balon yang ditusuk. Ketubanku pecah. Ku beri tau suami dan keluarga. Alhamdulillah yang ditunggu-tunggu datang juga.

Yang menemani ku ke RSIA malam itu langsung siap-siap, tidak buru-buru, karena perkiraan melahirkannya besok pagi (biasanya proses melahirkan lama). Di perjalanan ke RSIA perutku sudah mulai terasa sakit yang rutin tapi masih bisa ketawa.

Sampai di IGD aku dicek, pembukaan 1. Tapi sakitnya 6 menit sekali. Setelah suami mengurus berkas RSIA, aku dibawa ke ruang observasi. Di ruang observasi diperiksa lagi, pembukaan 2. Sakitnya 3 menit sekali. Aku masih sempat ke kamar mandi untuk BAK sekali.

Rasa sakit semakin menjadi. Kemudian ada rasa sesuatu mendorong ke bagian bawah perut dari dalam perut. Aku bilang, "ini mau ngelahirin". Bidan datang mengecek, pembukaan 9. Aku ditawari mau melahirkan di ruang observasi atau ruang bersalin. Dimana saja kataku. 

Jadinya melahirkan di ruang bersalin. Aku dibawa pakai kursi roda ke ruang bersalin yang pintunya ada di sorong kiri ruang observasi. Sampai di ruang bersalin dan tiduran di tempat melahirkan rasanya mau ngejan sendiri. Bidan bilang kalau mau ngejan, ngejan aja. 

Aku mulai mengejan, salah awalnya, padahal udah baca-baca teori. Alhamdulillah masih bisa mendengarkan instruksi bidan dengan baik. Kemudian alhamdulillah kepala Khansa keluar. Aku diminta berhenti mengejan. Khansa ditarik keluar. Alhamdulillah anak pertama ku lahir.

Waktu itu qadarullah gak bisa IMD karena saat melahirkan badan dan kakiku gemetar. Khansa hanya diletakkan sebentar di dadaku, kemudian dibawa ke ruang bayi.

Alhamdulillah berjalan lancar.
Alhamdulillah.

Khansa diambil dari nama Khansa binti Amr, ibunda para syuhada. Khansa juga berarti wanita yang baik.
Zaahidah artinya wanita yang zuhud.

Untuk aku dan suami dua kata itu cukup menggambarkan bagaimana harapan kami untuk anak pertama kami ini.

Kami ingin Khansa mementingan urusan akhirat terlebih dahulu, menjadi wanita yang baik dan berjuang di jalan Allah.

Postingan populer dari blog ini

Realistis vs Idealis

Berharap