Bersyukur

Alhamdulillah 
Alhamdulillah
Alhamdulillah

Hari ini rasanya ringan sekali setelah kemarin rasanya begitu melelahkan.
Kemarin datang ke acara nikahan teman kerja suami, karena suami lagi tugas ke Sumatera Barat, jadi aku pergi bertiga sama anak-anak naik gocar. 

Di acara senang dong ya alhamdulillah. Gak kerasa capek. Sampai rumah baru deh kerasa lelahnya dan kebawa emosi pas mau tidur tapi anak-anak ngajak main.

Terus alhamdulilah pada tidur tapi aku udah gak ngantuk lagi, padahal tidurnya gak bener bener tidur huhu.

Hari ini rasanya mau istirahat. Jadi aku gak masak. Khansa sarapan telur, Khalid makan bubur instan. 

Kerjaan rumah yang lain tentu tetap aku kerjakan, gak bisa ditunda besok, yang ada numpuk huhu.

Setelah anak-anak sarapan dan mandi, kerjaan rumah juga udah selesai, aku dan anak-anak ke penjahit. Ngambil jahitan dan naruh jahitan baru. Terus aku beli ceker pedes buat lauk aku makan hari ini. Pulangnya mampir di warung, beli susu kedelai, permen, jajanan, yakult.

Sampai rumah istirahat sebentar. Terus Khalid minta kelonin. Setelah Khalid tidur, Khansa minta main di luar. 

Waktu Khansa main di halaman rumah, ada suara Faiq dan Izet. Khansa minta main bareng mereka. Main lah si Khansa di rumah Izet. Qadarullah kakaknya Izet lagi ada teman-temannya, jadi ramai di rumah tetangga depan.

Khansa senang deh ngumpul rame-rame. Dan dia gak mau pulang. Khansa pun makan dan tidur siang di depan. Dijagain kakaknya Izet dan teman-temannya. Alhamdulillah Allah beri tetangga yang baik sekali. Kakaknya Izet juga bantu angkat jemuran waktu siang gerimis dan angin kencang. Aku baru bangun tidur.

Khansa main seharian di sana, dari sebelum dzuhur sampai mau maghrib. Rasanya cuma ngurus anak satu setelah kebiasaan ngurus dua anak tuh yaaaa Masya Allah lega banget. Bisa sambil ngelipetin baju (setrikanya rusak udah aku kasih ke tukang rongsok, jadi aku lipat aja bajunya) dan nyuci piring. Bener bener gak kerasa capek alhamdulilah.

Di saat-saat lega seperti hari ini tuh jadi bisa menjernihkan pikiran alhamdulilah biidznillah. Recharge energi dan recharge hati untuk ngurus anak-anak.

Setelah Allah kasih masa-masa sulit, lelah sekali rasanya, ingin istirahat tapi bagaimana. Masya Allah alhamdulilah dengan mudahnya dan tak terduga Allah beri jalan untuk aku istirahat. Alhamdulillah.

Banyak sekali yang bisa disyukuri dari apa yang terjadi hari ini.

Allah beri tetangga yang baik.
Anak-anak yang baik.
Allah beri waktu istirahat di waktu yang tepat. Bahkan malam hari jam 8 kurang sedikit anak-anak udah tidur. Jam 9-an urusan beberes udah selesai. 

Dari hasil perenungan tadi siang pun aku bersyukur Allah beri amanah anak-anak yang pintar, hanya mungkin karena lelah dan jenuh jadi yang kepikiran yang gak enaknya aja, jadi negative thinking dan mempengaruhi sikap aku ke anak-anak. 

Memang kadang butuh jeda sejenak untuk aku mengistirahatkan diri dan pikiran. Refresh sebentar. 

Alhamdulillah Allah mampukan aku untuk mengurus rumah dan anak-anak sendiri sampai hari ini.
Alhamdulillah Allah amanahkan aku anggota tubuh yang lengkap yang insya Allah digunakan untuk hal-hal bermanfaat (menjalankan kewajiban sebagai istri dan ibu).
Alhamdulillah Allah beri kesehatan.
Alhamdulillah Allah amanahkan aku hati dan akal. 
Alhamdulillah Allah beri banyak nikmat yang amat sangat patut disyukuri.

Dari setiap hal pasti ada kurangnya.
Mengurus rumah dan anak misalnya. Pasti ada kurangnya.
Tapi apakah aku mau terus meratapi kekurangan itu? Bukankah akan lebih baik kalau aku mau melihat kelebihannya sambil pelan-pelan memperbaiki kekurangan agar senantiasa bersyukur?

Yuk bisa yuk.
Berubah ke arah yang lebih baik sambil selalu senantiasa bersyukur. 

Selalu ada celah untuk bersyukur.

Postingan populer dari blog ini

Realistis vs Idealis

Dulu aku tuh orangnya perfeksionis, idealis dan overthinking. Kalau aku mau A aku harus dapat A. Kalau mau B harus dapat B. Sayangnya sifat aku yang begitu dipakai untuk mengejar dunia dan kalau gak dapat aku bisa kebawa emosi. Parah deh pokoknya. Awal menikah aku amat sangat butuh penyesuaian perihal hidup. Adaptasi dalam berbagai hal. Apalagi setelah punya 1 anak. Parah banget waktu itu adaptasinya. Sekarang alhamdulilah semuanya sudah sangat lebih baik dari yang dulu. Idealis dan perfeksionis ku lama-lama terkisis. Runtuh. Hampir habis. Di pikiranku dulu kalau punya anak aku mau urus sendiri, rumah fasilitasnya seperti sekolah, nyiapin kurikulum belajar, dlll. Nyatanya setelah punya anak tidak semudah itu merealisasikan apa yang aku idealkan. Awal punya anak tenaga, hati dan pikiran habis untuk adaptasi dengan keadaan tak terduga.  Kemudian hamil anak kedua, kondisi fisik ibu hamil tentu berbeda dengan orang normal. Sekarang alhamdulilah perlahan aku mulai bisa menerima keadaan bahw
Baca selengkapnya

Berharap

Berharap sama manusia itu memang hal yang salah. Satu-satunya tempat berharap itu hanya Allah. Allah Maha Pencemburu. Allah gak suka diduakan. Maka ketika berharap sama manusia, akan ada rasa kecewa.  Berharap dimengerti, berharap dibantu, berharap didengar.  Hanya Allah yang Maha Mengerti hambaNya, karena Allah yang menciptakan. Hanya Allah yang tahu kapan waktu yang tepat bantuan itu datang dan apa bentuk bantuannya. Hanya Allah yang Maha Mendengar, isi hati yang disimpan maupun tangis yang keluar. Allah gak pernah bosan dan lelah mendengar keluh kesah hambaNya. Allah gak akan mengeluarkan kata-kata yang membuat hambaNya sedih. Allah Maha Baik.  Allah senang kalau kita berharap dan mengadukan semuanya hanya padaNya.  Allah dulu, Allah lagi, Allah terus.  Akhir-akhir rasanya isi pikiran berentet. Hal yang membuat kecewa kurang lebih satu tema. Merasa tidak dipahami.  Sebuah pelajaran untuk berharap hanya pada Allah. 
Baca selengkapnya