Pekerjaan Rumah Tangga

Semenjak punya anak, banyak hal-hal yang berkaitan dengan idealisme dan perfeksionisku yang akhirnya runtuh. Salah satunya perkerjaan rumah tangga yaitu menyetrika dan kondisi rumah yang berantakan (rapi nya malam, saat anak-anak sudah tiduršŸ¤£)

Dari awal menikah aku ingin sekali segala sesuatu urusan rumah sudah selesai dan rapi saat suami pulang. Alhamdulillah hal itu bisa terwujud sampai batas aku hamil anak pertamašŸ¤£

Setelah itu segala sesuatunya mengalami penyesuaian. Adaptasi.

Buat orang lain beberes rumah tuh bisa aja urusan yang simpel atau sepele atau 'halaaah gampang tinggal dikerjain'. Heeyy beda cerita kalo ngana punya anak kecil, lebih dari satu pulašŸ¤£

Ada anak yang butuh perhatian ibunya, butuh disusuin dan butuh diurus. 

"Makanya punya anak jaraknya jangan mepet."
"Pake ART."
"Suaminya bantuin dong."

Let me tell you everyone~~~
JALAN PIKIRAN DAN PRIORITAS ORANG TUH BEDA BEDA, TIDAK SEMUANYA SAMA. APALAGI TAKDIR.

Gini ya, ada orang yang memilih pake ART dan ada orang yang memilih untuk mengerjakan semuanya sendiri.

Keduanya tentu ada resikonya.

Pake ART udah pasti resikonya keluar uang, tambahannya bisa jadi gak cocok sama ART nya, bisa jadi pasrah aja dengan adanya sikap ART yang gak sesuai, dll dll.

Gak pake ART resikonya lebih repot dan tidak semua hal bisa dikerjakan secara sempurna.

Mana yang salah dari kedua pilihan tersebut?
Gak ada.
Yang salah yang sibuk nyinyir.
Pake ART dinyinyirin "ih gitu aja dibantuin. Padahal kan dia juga cuma di rumah doang. Enak dong bisa rebahan."

Gak pake ART dinyinyirin "ih masa baju gak disetrika. Rumah berantakan. Cucian piring numpuk. Blablabla."

Saya mah heran, kok ya bisa ngomong begitu. Apa yang ngomong gak pernah ngurus anaknya sendiri dari anaknya kecil?

Untuk aku dan suami, kami memilih pilihan kedua. Sempet kepikir mau ada orang yang bantuin, pernah juga ada yang bantuin di satu hal (sekejap doang). Tapi sampai sekarang kami lebih memilih mengerjakan sendiri dengan segala resikonya.

Buat saya, dengan saya yang urus semua sendiri, saya jadi belajar banyak hal.
Saya belajar mengerti kebutuhan semua orang, saya belajar mengikhlaskan, saya belajar untuk tidak ambisius, saya belajar menempatkan prioritas, saya belajar memaafkan dan menerima diri saya sendiri dan saya belajar berubah untuk menjadi lebih baik.

Alhamdulillah biidznillah saya senang dengan apa yang saya jalani sekarang☺️

Untuk orang-orang yang memilih pilihan berbeda dengan kami. Yang menjalani kehidupan yang berbeda dengan kami dalam hal apapun, ya silakan. Toh kita menjalani kehidupan ini masing-masing. Nanti di akhirat juga tanggung jawab dihadapan Allah masing-masing.

Yang perlu diingat :
Setiap keluarga punya formulanya masing-masing.

Hidup ini gak harus serba seragam. Gak harus serba sama.

Justru perbedaan yang membuat kita bisa saling belajar dan menghargai, ya kan? 

Toh kalau semua orang di dunia ini menjalani hal yang sama, bukankah membosankan?

Setiap kita memiliki masing-masing peran dan latar, jalani saya peran itu dengan baik dan latar yang berbeda yang membuat menarik.

Postingan populer dari blog ini

Realistis vs Idealis

Berharap