Suami Tugas Keluar Kota

Orang-orang di sekitar ku tau kalau suami ku sering tugas keluar kota. Ada yang bertanya "kok ngebolehin?" "gimana kalau suaminya keluar kota?" Atau bahkan ada yang mempermasalahkan (hadeuuuh wkwkwk).

Coba saya jelaskan ya, semoga penjelasan saya mudah dipahami.

Sebelum menikah, saya tau bahwa suami saya sering tugas keluar kota. Saya dan suami juga ada di satu bidang yang sama. Jadi insya Allah saya sudah mengerti bagaimana perkerjaan suami sejak sebelum menikah. 

Sebelum menikah saya sudah bilang ke suami bahwa saya mau mengurus anak-anak sendiri. 
Saya tipe orang yang ketika sesuatu diamanahkan kepada saya maka saya akan mengusahakannya semaksimal mungkin. Begitupun dengan urusan anak. 
Dari kuliah bahkan saya sudah terpikir untuk mengurus anak sendiri. Karena saat kuliah saya terbiasa mengurus berbagai macam hal yang diamanahkan kepada saya. Masa urusan benda mati aja saya urus dari pagi sampai malam, anak sendiri yang makhluk hidup gak saya urus sendiri? Pikir saya saat itu.

Kembali ke pembahasan tentang suami tugas keluar kota.
Untuk segala hal yang terjadi dalam hidup, point pentingnya adalah berusaha mengerti dan menerima. Saya ngerti dulu nih tentang pekerjaan suami saya, setelah saya mengerti insya Allah saya bisa menerima apapun resiko pekerjaannya yang berefek untuk keluarga, salah satunya ya ketika suami kerja keluar kota.

Kemudian saya merasa bahwa apapun keadaannya (ada suami atau tidak), saya menitik beratkan urusan rumah dan anak itu di diri saya. Kenapa? Silakan cari jawabannya di kajian rumah tangga yang membahas tanggung jawab suami istri. Banyak kok di youtube hehe.

Jadi, kalaupun suami di rumah dan gak bisa bantu ngurus rumah dan anak, saya gak kebawa emosi atau bergantung sama suami dan kalau suami diluar kota yasudah jalani saja kehidupan ini, gak ngerasa "wah gak ada yg bantu nih".

Dan saya fokus ke hal positifnya saja.
Misal saya menganggap masa LDR ini jadi me time nya saya dan suami.

Saya jadi bisa merenungi banyak hal, termasuk introspeksi diri. Karena saya tipe orang yang kalau mikir dan merenung butuh waktu sendiri gak bisa kalau sambil ada orang dan riweuh apalagi anak 2 gini wkwk.

Saya bebas ngatur jadwal ngerjain kerjaan rumah dan ngurus anak.
Misalnya kyk sekarang saya baru aja beres ngelipetin baju terus bisa rebahan sambil nonton YouTube, bisa bales chat dan ngetik blog ini sambil nyusuin anakšŸ¤£
Sedangkan kalau ada suami ya harus izin suami dulu kan, harus atur ulang jadwal lagi tentunya kalau ada suami (dan bukan masalah, udah punya template kegiatan soalnya wkwk alhamdulilah biidznillah).

Suami juga di luar kota ketemu orang-orang, ngobrol sana sini, belajar hal baru yang berguna untuk dirinya dan orang-orang di sekitarnya insya Allah.

Terakhir tapi sungguh penting~ 
Begitu suami pulang rasanya ada sesuatu yang baru, hubungan kerasa lebih seger, kyk berbunga bunga hahahaa

Lelah itu pasti ada, emosi itu ada. Inilah proses yang harus dijalani, belajar fokus, mengontrol diri dan mengelola emosi.

Ini aku ketik dikondisi sekarang yang alhamdulilah segala sesuatunya baik insya Allah.

Kalau kondisi yang kemarin kemarin sudah tutup buku alhamdulilah (hahahaha).

Segala sesuatu itu datangnya dari Allah.
Maka minta tolong dan bergantunglah hanya pada Allah. Berprasangka baik terus sama Allah. 

Edit :
Ada satu orang yang pernah nanya "kok mbak percaya suaminya sering keluar kota?"

Jawabanku kurang lebih seperti ini, apapun yang dia lakukan diluar sana itu urusan dia sama Allah. Dia tau kok konsekuensinya apa kalau dia melakukan hal yang buruk. Ikhtiar ku mencari suami yang baik dan mau belajar terlebih urusan agama. Kalau dipikirin terus malah stres dan berprasangka buruk, nanti yang kena imbasnya anak-anakku dan hubungan ku dengan suami jadi gak baik juga kan. 

Postingan populer dari blog ini

Realistis vs Idealis

Berharap